Tulisan Dosen LB Program Studi Pendidikan Kimia UIN Raden Fatah Palembang (Kemas A. R. Panji) terbit di tribunsumselwiki.tribunnews.com
Diberitakan Tribuntribunsumselwiki.com bapak Kemas A.R. Panji Dosen LB pada Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang sekaligus Sejarahwan Sumatera Selatan (Sumsel) menuliskan sebuah catatan kecil terkait bilangan angka dalam ilmu hitung melayu palembang masa lalu. Berikut artikel lengkap yang dikutip langsung di https://tribunsumselwiki.tribunnews.com/
Pada Minggu (5/4/2020) media Sriwijaya Post yang merupakan Grup Tribun membuat tulisan yang menarik dengan judul “Mengenal Satuan Bilangan dalam Naskah Palembang”.
Dengan narasumber Dr Muhammad Adil, MA yang mengatakan bahwa Palembang sebagai kota tertua di Indoensia memiliki hasanah kekayaan budaya yang luar biasa banyaknya, tidak terkecuali dengan satuan bilangan yang digunakan dan dipraktikkan oleh masyarakat sebagai alat komunikasi, baik tutur maupun tulisan.
Dr M Adil juga mengupas tentang satuan bilangan “Laksa dan Keti” yang ia dan kawan-kawan di majelis reboan menemukan banyak istilah-istilah yang mungkin sulit untuk dipahami saat ini.
Sayangnya dalam tulisan dosen Pascasarjana UIN Raden Fatah serta Pemerhati dan Peneliti Naskah Palembang ini, beliau tidak menguraikan bilangan angka secara lengkap yang mungkin akan berguna untuk generasi milenial saat ini.
Sepertinya Muhammad Adil hanya fokus terhadap bilangan Laksa dan Keti saja, maka atas dasar inilah Dosen LB pada Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang sekaligus Sejarawan Sumatera Selatan (Sumsel) Kemas AR Panji bin Kemas M Idrus Achmad mencoba untuk menuliskan sebuah catatan kecil untuk menjelaskan lebih rinci.
Menurutnya, Palembang sebagai kota tertua di Indoensia tentu banyak memiliki hasanah budaya yang tinggi nilainya.
“Atas dasar inilah saya coba untuk menuliskan sebuah catatan kecil dalam rangka melengkapi tulisan sebelumnya,” katanya, Jumat (17/4/2020).
Berikut ini adalah bilangan angka yang akan diuraikan secara lengkap, yang mungkin berguna untuk generasi milenial saat ini.
“Dalam beberapa naskah yang ada di Palembang bila kita membacanya, para peneliti dan pembaca naskah akan ketemu dengan bilangan angka yang terdiri dari beberapa kelompok bilangan. Seperti Satuan, Puluhan, Belasan, Likuran, Ratusan, Ribuan serta Laksa dan Keti,” jelasnya.
Silakan ikuti satuan bilangannya sebagai berikut :
• Satuan : 1 (Satu), 2 (Dua), 3 (Tiga), 4 (Ampat), 5 (Lima), 6 (Anam), 7 (Tuju[h]), 8 (Delapan / Lapan), 9 (Sembilan / Semilan).
Namun saat ini di Palembang “Rikinan / hitungan” Angka satuan yang populer dalam bahasa Palembang di masyarakat Palembang adalah sebagai berikut :
1 (sikok / siyos / setunggal), 2 (duo / kale), 3 (tigo / telu), 4 (empat / sekawan),5 (limo /gangsal), 6 (enem / enam), 7 (tojo / pitu), 8 (lapan / wolu), 9 (semilan / songo), 10 (sepolo / sedoso / dasa).
• Untuk bilangan Puluhan akan ketemu : 10 (Sepuluh / Satu Nul / Sepuluh betul), 20 (Duapuluh), 30 (Tigapuluh), 40 (Ampatpuluh), 50 (Limapuluh), 60. (Anampuluh), 70 (Tujupuluh), 80 (Delapanpuluh), 90 (Sembilanpuluh).
• Sedangkan untuk bilangan Belasan ditulis : 11 (Sepuluhsatu), 12 (Sepuluhdua), 13 (Sepuluhtiga), 14 (Sepuluhampat), 15 (Sepuluhlima), 16 (Sepuluhanam), 17 (Sepuluhtuju), 18 (Sepuluhdelapan), 19 (Sepuluhsembilan).
“Ada hal yang menarik dalam bilangan angka dalam bahasa Melayu Palembang, kita akan ketemu dengan istilah Likuran yakni untuk bilangan angka diatas angka 20 duapuluh, (21 – 29 likur),” ungkapnya.
• Likuran : 21 (Selikur), 22 (Dualikur), 23 (Tigalikur), 24 (Ampatlikur), 25 (Limalikur), 26 (Anamlikur), 27 (Tujulikur), 28 (Delapanlikur), 29 (Sembilanlikur).
• Untuk ratusan dan Ribuan tidak ada perbedaan yang cukup signifikan dengan bilangan angka saat ini, lihat uraiannya Ratusan : 100 (Seratus), 200 (Duaratus), 300 (Tigaratus), 400 (Ampatratus), 500 (Limaratus), 600 (Anamratus), 700 (Tujuratus), 800 (Delapanratus), 900 (Sembilanratus).
• Untuk Ribuan : 1000 (Seribu), 2000 (Duaribu), 3000 (tigaribu), 4000 (Ampatribu), 5000 (Limaribu), 6000 (Anamribu), 7000 (Tujuribu), 8000 (delapanribu), 9000 (Sembilanribu).
Ada beberapa istilah khusus untuk bilangan angka yang berlaku di Masyarakat Palembang terutama dalam budaya tutur “obrolan” Wong Palembang, misalnya kata SELAWE untuk 25, kata SEKET untukk 50, SEWIDAK untuk 60 dan Tulunglawe untuk 75, untuk sebutan 150 diucapkan “Tengahduo = Seratus Lima Puluh”.
Sedangkan selanjutnya menggunakan istilah setengah, misalnya, 250 (duosetengah), 350 (tigosetengah), 450 (empatsetengah), 550 (limosetengah), 650 (enam setengah), 750 (tujuhsetengah, 850 (Lapansetengah), sampai ke 950 (semilansetengah).
Laksa dan Keti : untuk bilangan Puluhan Ribu dipakailah istilah LAKSA = 10.000 (Sepuluhribu), dan untuk bilangan Ratusan Ribu dipakailah istilah KETI = 100.000 (Seratusribu).
“Misalnya kita menemukan kata 40 Laksa ataupun 40 Keti maka ini dapatlah diartikan sebagai berikut bahwa 40 Laksa adalah 40 x 10.000 = maka nilainya sama dengan 400.000, sedangkan 40 Keti adalah 40 x 100.000 maka nilainya setara dengan 4 juta,” jelasnya.
Namun kata Juta sangat dan jarang ditemukan dalam tulisan pada naskah-naskah.
Maka tidaklah mengherankan jika Dr M Adil menyatakan dalam tulisannya di Sriwijaya Post (Minggu, 5/5/202) mengatakan “tidak ditemukan bilangan Juta”, karena nilai juta/jutaan adalah untuk sebutan bilangan yang sangat banyak.
Sebagai ilustrasi saja sampai saat ini masih ditemukan beberapan ungkapan terkait kata juta.
“…berjuta-juta bintang di langit artinya bahwa bintang di langit jumlahnya sangat banyak”.
Atau ungkapan “harta dan uang yang dimiliknya berjuta-juta, artinya Seseorang yang dimaksudkan harta kekayaan sangat banyak”.
“Demikianlah catatan kecil ini saya tulis untuk melengkapi apa yang sudah ditulis oleh penulis sebelumnya,” tutupnya.
Artikel ini telah tayang di Tribuntribunsumselwiki.com dengan judul Mengenal Bilangan Angka dalam Budaya Melayu Palembang, Begini Angka dan Penyebutannya, https://tribunsumselwiki.tribunnews.com/2020/04/17/mengenal-bilangan-angka-dalam-budaya-melayu-palembang-begini-angka-dan-penyebutannya?page=3.
Penulis: Linda Trisnawati
Editor: Ami Heppy
Pengabdian Kepada Masyarakat Program Studi Pendidikan Kimia “Workshop Pembuatan Video Pembelajaran Menggunakan Prezi Video & Penyerahan Bantuan Mahasiswa Terdampak Covid-19”
Kamis, 30 April 2020 Program Studi Pendidikan Kimia melakukan kegiatan pengabdian masyarakat secara online dengan tema “Workshop Pembuatan Video Pembelajaran Menggunakan Prezi Video Pembelajaran & Penyerahan Bantuan Mahasiswa Terdampak Covid-19. Pengabdian masyarakat yang dilaksanakan secara online ini merupakan salah satu solusi untuk tetap melaksanakan kewajiban Tri Dharma perguruan tinggi yang setiap semester rutin dilaksanakan oleh Program Studi Pendidikan Kimia. Hal ini juga dilakukan karena adanya himbuan Work From Home (WFH) dari pemerintah sehingga tidak memungkinkan melaksankan pengabdian kepada masyarakat secara langsung. Pengabdian masyakarat secara online ini dirasa merupakan solusi yang tepat dilakukan mengingat wabah corona yang belum selesai. Dengan dilaksanakannya pengabdian masyarakat secara online, beberapa dosen Program Studi Pendidikan Kimia yang sedang berada di luar kota Palembangpun seperti Muara Enim dan Prabumulih dapat ikut terlibat. Jumlah peserta yang terlibat dalam kegiatan ini yaitu 88 orang yang terdiri dari Mahasiswa dan Alumni Prodi Pend Kimia, Mahasiswa PAI FITK, Guru Kimia yang tergabung dalam GPMP Kimia Kota Palembang serta Guru PAI dari Kepulauan Bangka Belitung serta dosen FTK UIN Imam Bonjol Padang.
Bapak Muhammad Isnaini, M.Pd, selaku ketua Program Studi Pendidikan Kimia memberikan sambutan sekaligus membuka acara pengabdian kepada masyarakat secara online ini. Setelah acara dibuka Bapak Pandu Jati Laksono, M.Pd selaku moderator memandu acara dan mempersilahkan Bapak Moh. Ismail Sholeh, M.Pd menyampaikan Materi.
Bapak Moh Ismail Sholeh, M.Pd menyampaikan garis besar pemaparannya yang meliputi pengantar video pembelajaran, aplikasi prezi, cara membuat akun, membuat video dan membagian video. Beliau menjelaskan bahwa prezi adalah sebuah perangkat lunak untuk presentasi berbasis internet (SaaS). Selain untuk presentasi, Prezi juga dapat digunakan sebagai alat untuk mengeksplorasi dan berbagi ide di atas kanvas virtual, serta membuat video interaktif. Beliau juga memberikan beberapa contoh video yang dibuat menggunakan prezi.
Selain itu beliau juga memberikan tutorial langsung bagaimana membuat akun gratis di Prezi dan juga cara menggunakan prezi. Peserta workshop dirumah masing-masing semangat untuk mengikuti petunjuk dari Bapak Moh. Ismail Sholeh, M.Pd. Kegiatan ini berlangsung lancar, banyaknya pertanyaan yang muncul dari peserta menunjukkan ketertarikan yang besar atas materi yang disampaikan.
Setelah selesai Acara workshop pembuatan video pembelajaran menggunakan prezi video, Program Studi memberikan bantuan mahasiswa terdampak covid-19 secara simbolis.
Pemberian bantuan kepada mahasiswa ini diharapkan dapat meringkankan beban yang disebabkan oleh wabah covid-19 ini.
Semoga dengan adanya pengabdian masyarakat ini memberikan manfaat dan semangat bekarya untuk menciftakan video pembelajaran yang dapat digunakan sebagai proses pembelajaran jarak jauh saat wabah covid-19 masih berlangsung (EJ).
Bantu Rekan yang Sakit, HMPS “CEO” Pendidikan Kimia Galang Dana
Himpunan Mahasiswa Kimia (HMPS) CEO Prodi Pendidikan Kimia pada tanggal 16 Maret 2020 melakukan penggalangan dana untuk membantu rekannya yang sedang sakit. Aksi galang dana tersebut untuk Eka Febrianti mahasiswi pendidikan kimia angkatan 2017 yang mengidap tumor jinak.
Pitriya selaku Ketua HMPS Pendidikan Kimia menuturkan aksi tersebut untuk meringankan biaya pengobatan Eka Febrianti. Pitriya berharap semua pihak tergerak hatinya untuk membantu meringankan biaya pengobatan Eka Febrianti. Penggalangan dana di lakukan di berbagai tempat di UIN Raden Fatah, diantaranya Gedung Perkuliahan Ibnu Batutah, Gedung Kuliah Ibnu Khaldun dan Gedung Multimedia. “Alhamdulillah donasi yang telah dikumpulkan dari hasil penggalangan dana kemarin sejumlah Rp. 1.020.000,00” , ujarnya.
Rabu, 18 Maret 2020 Rekan-rekan dari HMPS Pendidikan Kimia melakukan kunjungan kerumah Eka Febrianti yang berada di Jalan Rawa Sari Lr. Purnama RT 50 RW 10 Bukit Sangkal Palembang-Sumatera Selatan. Sekaligus memberikan uang hasil donasi yang sudah dikumpukan (CEO).